Rabu, 10 Maret 2010

Satu Murid Milik Dee

Dalam perjalanan pulang dari Asrama ( PPA. Karang Jati Assaudah Putri ), dua minggu yang lalu, saya berfikir hal-hal apa yang akan saya kerjakan ketika sampai di rumah. Karena sebenaranya kepulangan saya dari Asrama tidak lain hanyalah paggilan kakak kedua saya untuk mengajarkan cara pembuatan Tas plastik dilembaga milik mertuanya. Yah saya fikir samalah dengan apa yang saya lakukan saat SMA, saat saya tergabung di PSG Madaris 3, memberikan informasi tentang global warming dan mengajarkan tentang pembuatan Tas dari sampah plastik, mungkin sekurang kurang nya hanya seperti itu..
Namun semuanya tak dapat diduga, ternyata saya gagal untuk jadi tutor kali ini, padahal hasrat sudah menggebu-gebu.Kakak menginginkan waktu yang lama untuk mengajarkan hal ini, kakak ingin murid-muridnya benarbenar didampingi bukan hanya sekedar diberi arahan, berhubung saya hanya dapat izin tiga hari untuk pulang,ahirnya kakak membatalkan hal itu dan saya tetap di rumah.
Tapi peruntungan saya ternyata masih baik, kakak pertama, kak mey, tiba-tiba entah dari mana ingin sekali membuat kompos dan ingin melakukan pemisahan sampah, percaya atau tidak ,ternyata kak mey mendapatkan informasi dari buku yang saya dapatkan saat SMA ketika ikut lomba SCC tahun kemaren. Buku itu banyak memuat isu-isu tentang global warming yang diunggah dari internet, salah satunya adalah milik Dee, kak mey selalau teringat kisah dua belas murid yang ditulis Dee. (http://dee-idea.blogspot.com/2006/06/kisa-dua-belas-murid-unpublised-hari.html). Sejak saat itulak kak mey mulai memisahkan sampah dan membuat lubang di belakang rumah.